aku diam membisu
melihat bayang-bayang suram dibawah kaki
diantara gulita malam
mencari sisa-sisa jejak langkah yang sempat kutinggal
di antara terik mentari sedari tadi
debu-debu mengangkatnya tipis menerjangkannya diantara jarak dan masa
berbekal kelap kelip pelita malam
aku terus mencoba
aku masih mencoba
mencoba mengais dan menautkan sisa-sisa jejak yang kutemui
sungguh berharap semua terkumpul
karena pelan-pelan akan kurangkai semuanya
kupasangkan diantara lentera malam
agar menunjukku kesatu arah yang kucari
................Lumbungmanik..............
ceritakan tentang hujan
tentang mentari yang tersembunyi dibalik awan-awan tebal
tentang tetes air yang mendedangkan suara kedamaian
butir-butirnya memandikan semua peluh dan debu
ceritakan padaku tentang hujan
yang menggemburkan setiap jengkal lahan-lahan yang kering kerontang
mengukir kembali senyum para petani yang mulai membungkuk pinggangnya dimakan usia
mengalirkan lagi parit yang terus mengeras tanahnya
ceritakan padaku tentang hujan
yang menemani kita membahasi tubuh
melahap puluhan kilometer perjalanan dengan berlarian
diiringi sendau gurau
ceritakan padaku tentang hujan
tentang airnya yang mengalir
dan bunyi kodok yang akan menemaniku sepanjang malam
membuaiku ke mimpi terindah
tentang impian dan kedamaian
ceritakan padaku tentang hujan
yang menorehkan kenangan di setiap detik dalam tetesannya
dalam kenangan yang tak pernah lekang
oleh seluruh musim kemarau yang ada
ceritakan padaku tentang hujan
nantikan kusampaikan kisahku kepadamu
melalui angin dan mendung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar