Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang sangat mendasar yang
ada pada diri seseorang sehingga membedakan seseorang daripada yang
lain. Proses membangun karakter pada anak ibarat mengukir atau memahat
jiwa sedemikian rupa, sehingga ”berbentuk” unik, menarik, dan berbeda
antara satu dengan yang lain.
Ada dua faktor yang memengaruhi pembantukan karakter, yaitu bawaan dari
dalam diri anak dan pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya. Pada
dasarnya, setiap anak memiliki semua perilaku positif sebagaimana telah
ditanamkan oleh Sang Pencipta di dalam kodratnya. Masalahnya, kemampuan
dasar yang terdapat di dalam diri anak itu tidak bisa berkembang dengan
sendirinya, melainkan harus dikembangkan dengan sungguh-sungguh melalui
pengasuhan dan bimbingan yang positif dari ibu-ayah.
Masa usia dini adalah masa keemasan. Pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini berlangsung sangat cepat dan akan menjadi penentu bagi sifat-sifat atau karakter anak di masa dewasa. Peran ibu-ayah sebagai pendidik pertama dan utama sangat penting untuk memaksimalkan dan memanfaatkan masa ini, tidak dapat digantikan oleh siapapun. Kesuksesan ibu-ayah membimbing anaknya di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak.
Membangun Karakter Sesuai Tahap Perkembangan Anak:
1. Usia 0 hingga 18 Bulan
Tahun pertama kehidupan anak menjadi penting dalam membangun karakter. Caranya dengan membangun kualitas hubungan antara ibu-ayah dan anak. Kepekaan ibu-ayah terhadap kebutuhan anak menjadi akar dari pembentukkan karakter anak. Jika ibu-ayah peka atau tanggap terhadap kebutuhan anak, maka anak akan merasa nyaman dan tumbuh rasa percaya di dalam dirinya.
Contoh, ketika anak menangis, ibu/ayah segera datang dan menenangkannya; ketika lapar, ibu segera menyusuinya. Dari sini anak belajar, peka/tanggap terhadap kebutuhan orang lain adalah hal yang baik untuk dilakukan karena menimbulkan rasa nyaman dan percaya. Sebaliknya, jika ibu-ayah tidak peka/tanggap terhadap kebutuhan anaknya di tahun pertama kehidupan, anak akan merasa tidak nyaman, sehingga tidak tumbuh rasa peka dan percaya terhadap orang lain di dalam dirinya.
2. Usia 18 Bulan hingga 3 Tahun
Anak belum dapat memahami apa yang benar dan salah. Anak belum memahami jika memukul orang lain itu salah, misalnya. Anak mengetahui perbuatan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan karena ibu-ayah memberitahukannya atau karena ibu-ayah memberinya konsekuensi. Pada tahap ini anak belajar, mematuhi ibu-ayah adalah suatu norma.
3. Usia 3 hingga 6 Tahun
Anak mulai menjiwai nilai-nilai yang diterapkan oleh ibu-ayah di dalam keluarga. Anak juga mulai memahami, setiap perbuatannya dapat memiliki akibat tertentu sesuai dengan yang diajarkan oleh ibu-ayah. Misalnya, jika memukul adik, maka adik akan menangis; tangan itu digunakan bukan untuk memukul tetapi untuk melakukan hal yang baik seperti membelai, mengusap, dan mendekap.
Disarikan dari:
Buletin PAUD “Membangun Karakter Anak Usia Dini”
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011
Masa usia dini adalah masa keemasan. Pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini berlangsung sangat cepat dan akan menjadi penentu bagi sifat-sifat atau karakter anak di masa dewasa. Peran ibu-ayah sebagai pendidik pertama dan utama sangat penting untuk memaksimalkan dan memanfaatkan masa ini, tidak dapat digantikan oleh siapapun. Kesuksesan ibu-ayah membimbing anaknya di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak.
Membangun Karakter Sesuai Tahap Perkembangan Anak:
1. Usia 0 hingga 18 Bulan
Tahun pertama kehidupan anak menjadi penting dalam membangun karakter. Caranya dengan membangun kualitas hubungan antara ibu-ayah dan anak. Kepekaan ibu-ayah terhadap kebutuhan anak menjadi akar dari pembentukkan karakter anak. Jika ibu-ayah peka atau tanggap terhadap kebutuhan anak, maka anak akan merasa nyaman dan tumbuh rasa percaya di dalam dirinya.
Contoh, ketika anak menangis, ibu/ayah segera datang dan menenangkannya; ketika lapar, ibu segera menyusuinya. Dari sini anak belajar, peka/tanggap terhadap kebutuhan orang lain adalah hal yang baik untuk dilakukan karena menimbulkan rasa nyaman dan percaya. Sebaliknya, jika ibu-ayah tidak peka/tanggap terhadap kebutuhan anaknya di tahun pertama kehidupan, anak akan merasa tidak nyaman, sehingga tidak tumbuh rasa peka dan percaya terhadap orang lain di dalam dirinya.
2. Usia 18 Bulan hingga 3 Tahun
Anak belum dapat memahami apa yang benar dan salah. Anak belum memahami jika memukul orang lain itu salah, misalnya. Anak mengetahui perbuatan apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan karena ibu-ayah memberitahukannya atau karena ibu-ayah memberinya konsekuensi. Pada tahap ini anak belajar, mematuhi ibu-ayah adalah suatu norma.
3. Usia 3 hingga 6 Tahun
Anak mulai menjiwai nilai-nilai yang diterapkan oleh ibu-ayah di dalam keluarga. Anak juga mulai memahami, setiap perbuatannya dapat memiliki akibat tertentu sesuai dengan yang diajarkan oleh ibu-ayah. Misalnya, jika memukul adik, maka adik akan menangis; tangan itu digunakan bukan untuk memukul tetapi untuk melakukan hal yang baik seperti membelai, mengusap, dan mendekap.
Disarikan dari:
Buletin PAUD “Membangun Karakter Anak Usia Dini”
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011