Salam, Amir, kata suara itu. Kamu lelah, ya?
Amir tak bisa mempercayai telinganya. Ketika memperhatikan ke sekeliling batang kayu itu dengan teliti, ia melihat seekor makhluk yang begitu mirip warnanya dengan batang pohon itu, sampai-sampai Amir kesulitan membedakannya.
Kamu siapa? tanyanya. Aku betul-betul sulit melihatmu warnamu dan warna batang kayu tempatmu duduk itu betul-betul sama!
Aku seekor bunglon, kata makhluk itu, yang bentuknya menyerupai kadal. Aku mengubah warnaku sesuai dengan lingkunganku untuk melindungi diriku dari bahaya.
Bagaimana kalian melakukan hal yang luarbiasa seperti itu?
Amir tidak begitu yakin bahwa ia betul-betul memahami. Dapatkah engkau beritahukan padaku sedikit lagi tentang perubahan warna?
Bunglon itu menarik napas panjang dan mengangguk. Ketika aku duduk di sebuah cabang berdaun di siang hari, aku berubah menjadi hijau dengan noda-noda hitam cokelat, seperti bayang-bayang cabang-cabang di sekitarku. Ketika gelap, aku betul-betul menjadi hitam. Aku dapat mengerjakan semua perubahan warna ini hanya dalam waktu 15 menit. Ketika aku marah, aku mengembangkan titik-titik oranye gelap dan noda-noda merah tua sebagai peringatan bagi binatang-binatang lain.
Temannya tersenyum gembira. Mataku masing-masing bisa bergerak bebas. Aku bisa melihat ke atas dan ke bawah sekaligus. Tentu saja, aku tak pernah mendapatkan ciri-ciri ini jika Allah tidak menghendakinya. Allah menciptakan aku dan memberiku apapun yang kuperlukan untuk bertahan hidup.
Amir memperhatikan lebih dekat lagi. Kelihatannya cukup sulit mengeluarkan matamu.
Karena itu, supaya mataku tidak menarik perhatian musuh-musuh, Allah menutupnya sepenuhnya dengan sisik-sisik, hingga seakan-akan mereka tampak seperti bagian kepalaku yang lain. Seperti yang bisa kamu lihat, ketika Allah menciptakan aku, Ia merancangku dalam cara yang paling memungkinkan untuk menghadapi apapun yang mungkin terjadi padaku.
Ialah Allah, Tuhanmu. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu. Maka sembahkan Ia. Ia adalah pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penghlihatan itu. Ialah Allah, Yang Maha Menembus, Maha Menetahui. (Surat Al Anaam : 102-103).Hai manusia, kamulah orang miskin yang membutuhkan Allah; sementara Allah adalah Yang Maha Kaya, lagi Maha Terpuji. (Surat Faathir: 15)
Hei, ayo bermain, kata Tariq sambil melompat.
Asyik, aku senang sekali! kata anjing itu, sambil mengibaskan ekornya dengan antusias.
Aku selalu ingin tahu, ia memulai, Bagaimana kalian mengunyah tulang-tulang keras yang kami berikan pada kalian untuk dimakan?
Anjing itu tersenyum, memperlihatkan sebarisan gigi yang putih, tajam. Allah, yang telah memberikan semua makhluk hidup ciri-ciri individual mereka, telah memberikan, kami, para anjing, kemampuan fisik yang berbeda dari binatang-binatang lain. Misalnya, kami punya lebih banyak gigi daripada kalian. Jumlahnya 42, sehinggga kami dapat mengunyah makanan kami, terutama tulang, dengan mudah.
Anjing Kashif mengangguk setuju. Kami tidak berkeringat seperti manusia untuk mengendalikan panas tubuh kami, karena kami tidak punya pori-pori kulit. Kami memiliki sistem pernapasan yang mengontrol suhu kami. Bulu-bulu mencegah panas dari luar mencapai kulit kami. Tentu saja, ketika suhu meningkat, panas tubuh kami juga meningkat. Ketika badan kami jadi terlalu panas, kami akan melepaskan kelebihan panas dengan menjulurkan lidah dan bernapas cepat-cepat, sehingga bahkan di hari-hari yang panas kami tidak berkeringat, biarpun bulu kami tebal.”
Allah telah memberikan kami sistem yang bagus. Kalau manusia mengeluarkan keringat setelah berolahraga selama setengah jam, kami bisa berlari tanpa henti berjam-jam tanpa mengeluarkan keringat sama sekali. Mulai sekarang, kamu akan memahami. Ketika kaulihat anjing-anjing dengan lidah terjulur keluar saat cuaca panas, tidak perlu merasa kasihan pada mereka. Tentu saja kami, anjing-anjing, tidak membuat sistem ini untuk diri kami sendiri. Inilah salah satu bukti kekuatan kreatif yang luarbiasa dari Allah, yang telah menciptakan apapun dalam bentuk asli sepenuhnya.
Aku yakin indera penciumanmu berkembang begitu baik, kata Tarik sambil mengelus-elus hidung anjing.
Jadi ketika anjing polisi mencium sesuatu sekali saja, anjing-anjing itu dapat pergi menemukan pemiliknya! Tarik menegaskan.
Lagi-lagi benar. Anjing-anjing yang biasa kamu lihat setiap hari adalah bukti-bukti penciptaan Allah, persis seperti semua makhluk hidup lainnya. Camkan itu di benakmu, dan jangan lupa untuk mengingat Allah dengan penuh syukur.
Terimakasih banyak, kata Tarik. Aku tak akan lupa. Dan akan kukatakan pada semua temanku apa yang telah kauberitahukan padaku tentang pemberian Allah padamu. Aku juga akan meminta mereka untuk bersyukur padaNya.
Tepat saat itu Kashif masuk kembali ke dalam kamar, dan mereka semua mulai berkejaran dan bermain bersama-sama.
TEMAN-TEMAN KAMI TERCINTA
Ialah Pencipta segala sesuatu di Bumi untukmu ... (Surat Al Baqarah: 29)
Anjing, Ahli Pencium
Anjing memiliki kepekaan istimewa untuk penciuman. Ketika menjelajahi
jalanan, mereka menemukan bebauan yang ditinggalkan oleh anjing-anjing
lain, dan bau-bau yang ganjil buat orang lain. Anjing mempelajarinya.
Mereka dapat mengenali bau di udara, biarpun cuma sedikit, tanpa
kesulitan sama sekali. Herder (anjing polisi), turunan anjing yang
memiliki indera penciuman sangat kuat, dapat melacak orang yang tidak
meninggalkan jejak yang terlihat, mengikuti jejak berusia empat hari dan
menemukan aroma orang lebih dari 80 kilometer jauhnya.Halo! kata Farhan. Rumput yang kamu makan kelihatannya sangat kotor dan berdebu. Apa itu tidak merusak gigimu?
Kuda itu mengangkat kepalanya dan meringkik riang. “Tidak, teman kecilku. Gigi kami membantu memotong-motongnya. Allah menciptakan gigi yang sangat panjang buat kami. Gigi-gigi ini memiliki akar yang tertanam dalam rahang-rahang kami. Bagian akar gigi kami lebih panjang daripada akar gigimu. Ketika gigi kami patah, bagian di dalam tulang akan keluar. Setiap gigi dapat patah 1 sampai 2 inci (2.5 hingga 5 cm) tanpa kami kehilangan kemampuan untuk makan.
Farhan menimbang sejenak. Jadi berkat ciri tersebut yang diberikan Allah padamu, kamu terlindung dari kehilangan gigi dalam waktu singkat dan terhindar dari kelaparan.
Farhan mengingat film-film yang pernah dilihatnya tentang kuda. Kalau aku menaiki punggungmu, kamu bisa membawaku bermil-mil jauhnya, ya?
Iya. Tidak ada binatang lain yang bisa membantu manusia seperti kami. Saat ini, tentu saja, ada banyak jalanan dan kendaraan bergerak di sana. Sesungguhnya, baru pada abad terakhir saja mobil dan bentuk transportasi lain mulai melayani orang. Ketika kakek-kakek buyutmu lahir, orang tidak tahu kalau kelak akan ada benda seperti mobil. Ketika itu, membawa orang adalah pekerjaan binatang, terutama kami, para kuda.
Kuda itu perlahan mengangkat sebelah kaki depannya. Allah menciptakan kaki-kakiku tidak hanya agar aku bisa membawa beban-beban berat, tapi juga agar aku bisa lari cepat pada saat yang sama. Kami tidak memiliki tulang selangka seperti binatang-binatang lain. Ini berarti kami dapat melangkah lebih lebar.
Farhan memikirkannya. Jadi, Allah menciptakan kamu agar mudah membawa beban-beban berat dan mampu berlari cepat.
Ya, Farhan, teman barunya setuju. Allah menciptakan kami dengan ciri-ciri ini sehingga manusia bisa memanfaatkan kami.
Farhan meringis kembali. Aku yakin, apa yang telah kupelajari darimu jauh lebih menarik untuk saudara perempuanku daripada belajar berkuda, saat kuceritakan semua ini padanya!
Selamat jalan, teman kecil, sang kuda berucap dengan mulut dipenuhi jerami nan lezat.
Ialah Pencipta semua spesies dan emmberimu perahu serta ternak untuk kautunggangi (Surat az-Zukhruf:12)
IBU PANDA, PENGASUH ANAK YANG ISTIMEWA
Antar memperhatikan dan melihat seekor bayi kanguru yang lucu menyodokkan kepalanya dari kantung Ibunya di dalam gambar.
Bagaimana bayimu bisa masuk ke dalam kantung? tanyanya pada Ibu kanguru, yang menjawab.
Ketika seekor bayi kanguru lahir, panjangnya cuma satu sentimeter. Bayi kecil itu, yang masih belum berkembang, mencapai kantung setelah menempuh perjalanan selama 3 menit.”
Ibu kanguru menjelaskan dengan sabar. Ada empat puting susu yang berbeda di perutku. Di salah satu puting ini, ada susu hangat yang siap untuk diminum bayi kanguru. Di tiga puting lainnya, susu dirancang bukan untuk memberi makan bayi yang baru lahir, namun untuk bayi-bayi yang sedikit lebih besar lagi. Setelah beberapa minggu, bayi itu akan meninggalkan puting yang memberinya minum pertama kali, dan mulai minum dari puting lain sesuai dengan usianya. Ketika bayi itu tumbuh lebih besar lagi, ia akan berpindah ke puting selanjutnya.
Sulit dipercaya! seru Antar yang sangat bergairah. Bagaimana seekor bayi kanguru yang hanya sepanjang satu sentimeter mengetahui puting mana yang harus dipilihnya? Dan bagaimana engkau, Ibu kanguru, bisa menghasilkan empat jenis susu yang berbeda dalam setiap puting?
Katakanlah: Kalau sekiranya lautan menjadi tinda untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula). (Surat Al Kahfi: 109)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar